Jualan di Marketplace perlu Optimasi? Apa itu?

Prescylia W
4 min readFeb 6, 2021

--

Source: Unsplash

Pada artikel sebelumnya gw ada menceritakan secara ringkas kenaikan tren belanja dan berjualan di marketplace di Indonesia, ya balik lagi karena adanya pandemi sama dunia yang sekarang sudah serba digital jadi mau tidak mau semua pemilik usaha sudah harus bertransformasi ke dunia online.

Meningkatnya jumlah penjual dari tahun ke tahun membuat platform berupaya untuk terus meningkatkan produk digital mereka, platform terus berinisiatif untuk menciptakan produk yang dapat menjadi kebutuhan bagi usernya baik di sisi pembeli maupun penjual dengan tujuan untuk terus meningkatkan engagement antar user dengan platform dan/atau seller dengan platform seperti halnya kalau sebuah brand yang membutuhkan loyal consumer, di sini sebuah produk digital dapat tetap hidup dengan adanya loyal and active user.

Kenapa jumlah penjual aktif di platform tidak sebanding dengan jumlah yang ada?

Jualan di marketplace yang di pikiran orang-orang yaa hanya tinggal kita cari foto bagus di internet, lihat-lihat produk di toko orang, di-copy, lalu di-upload deh paling naikin harga sekian persen atau kalau mau cepat bisa banget pakai jasa scrapper online yang tinggal copy paste semua isi toko supplier lalu kita tinggal menaikan harga yang tercantum dan jadi deh toko kita dengan banyak produk! Tapi tahukah anda mengapa tidak semua orang berhasil berjualan di marketplace? Mengapa banyak seller yang hanya mendaftarkan tokonya, meng-upload produk, lalu setelah melihat tidak ada penjualan mereka mengabaikan toko tersebut?

Jawabannya mungkin dikarenakan oleh beberapa faktor, dan salah satunya seller tersebut hanya berpikir untuk mengisi tokonya saja dan mulai berjualan, mereka masih memiliki mindset seperti penjual toko tradisional yang di mana kita tinggal mengisi toko dan meletakan barang dengan rapi dan lalu menunggu customer datang ke toko kita untuk berbelanja. Sebenarnya cara seperti itu tidak salah, sah-sah saja bila seller melakukan hal itu dan karena traffic marketplace yang tinggi terkadang ada saja pembeli yang nyangkut di toko tersebut. Namun unfortunately that’s not how marketplace works.

Optimasi

Optimasi di sini punya paradigma yang luas banget, kalau kita bicara optimasi toko yang ada di sini kita maksimalkan toko kita agar terlihat bagus dan bisa menarik pembeli. Sekarang coba gw ambil contoh dari kasus yang real casenya. Kalau kita bicara toko tradisional yang ada di pusat pembelanjaan di Jakarta semisal kita ingin beli baju:

  1. Toko pertama yang meletakan baju-bajunya hanya menggunakan hanger dan disusun bertumpuk-tumpuk, barang toko tersebut ada banyak banget hingga susah disusun dan akhirnya semua dipajang aja disusunnya bertumpuk. Selain itu tampilan toko biasa saja dengan pencahayaan lampu putih biasa pada umumnya, media pendukung yang diberikan pun hanya pakai tulisan tangan
  2. Toko kedua menatakan barangnya lebih sedikit dan menggunakan mannequin dan hanger yang diberikan jarak, lalu diberikan lampu sorot warna kuning supaya detail dan tekstur bahan baju tersebut dapat lebih terlihat walaupun agak kejauhan. Media promosi yang digunakan diprint di kertas kaku dengan cukup jelas agar terlihat walaupun dari kejauhan

Menurut kamu, lebih menarik mana sih walaupun tujuannya sama-sama ingin menjual baju? Apalagi kalau model baju tersebut tidak terlihat jelas bila dari kejauhan, tidak mungkin tentunya kita sengaja samperin toko yang pertama lalu melihat baju yang diinginkan. Sebagian besar pengunjung yang ada apalagi pelanggan baru akan memilih toko kedua pada saat mereka baru ingin melihat-lihat.

Dari first look atau first impression aja sudah bisa membuat 1 toko berbeda dengan yang lain, ya itu juga terjadi kalau kita punya toko di marketplace, kalau di marketplace kita kenal namanya thumbnail atau yang disebut mudahnya profile picture dari sebuah iklan. Jadi thumbnail ini diletakkan pada gambar pertama di iklan produk kita. Sekarang gw kasi 2 contoh gambar, yang kiri gambar 1 dan yang kanan gambar 2 dengan produk yang sama.

Gambar 1 Braket TV tanpa optimasi (kiri) Gambar 2 Braket TV dengan optimasi (kanan)

Gambar 1 menunjukan foto braket tv tersebut seadanya, braket dikeluarkan dari kardus dan diletakan di atas beberapa kemasan braket.

Gambar 2 menunjukan braket dikeluarkan dan difoto dengan latar putih berdekatan dengan kemasan braketnya serta diberikan pencahayaan dan editan lebih terang dengan mengedepankan unsur-unsur seperti levels, brightness, contrast, dan vibrance. Selain itu pada thumbnail ini diberikan beberapa tulisan di rectangle yang menunjukan spesifikasi dan fungsi dari braket tersebut serta tambahan tulisan COD (Cash On Delivery) yang menjadi sarana promosi toko.

Nah, dari sini udah obvious banget kan mana yang lebih diminati? Apalagi bila dijadikan thumbnail, karena pada terkadang customer Indonesia itu saat melihat-lihat iklan di marketplace, mereka bisa jadi tidak membaca deskripsi produknya lagi. Pasti sering kalau kita jualan di marketplace customer masih suka bertanya tentang produk yang jawabannya ada di deskripsi, hal ini menunjukan bahwa minat baca customer Indonesia masih bisa dibilang kurang dan maka dari itu salah satu cara optimasi toko ialah membuat gambar berbicara.

Di atas adalah salah satu contoh optimasi foto thumbnail yang dapat dilakukan mengingat persaingan antar penjual di marketplace sudah sangat tinggi, karena terkadang produk yang sama dengan harga yang lebih murah namun foto seadanya belum tentu dapat membuat customer tertarik belanja di toko kita. Perlu diingat, penjual yang lebih niat pasti lebih laku :D

--

--